TANAAR MATA Oleh: Sutardji Calzoum Bachri Tanah airmata tanah tumpah darahku Mata air airmata kami Air mata tanah air kami Di sinilah kami berdiri Menyerahlah pada kedalaman air mata kami Sumber: Tidak Ada Nama. 2002. Majalah Sastra Horison: Edisi Khusus Puisi Internasional Indonesia Tahun XXXV no. 4. Jakarta: Yayasan Indonesia
ï»żBiographie Bahar Taheri est une artiste dâorigine iranienne, nĂ©e Ă TĂ©hĂ©ran en 1980. Dupuis 2014, elle vit et travaille Ă MontrĂ©al. Sa pratique artistique combine diffĂ©rents mĂ©dias comme la peinture, la vidĂ©ographie, la performance et les installations mixtes. Elle dĂ©tient une maĂźtrise en peinture de lâUniversitĂ© dâArt de Soore Ă TĂ©hĂ©ran 2009. Elle a participĂ© Ă des expositions solos et collectives en Iran, en Europe et au Canada. Elle est par ailleurs rĂ©cipiendaire des bourses VivacitĂ©, RechercheCrĂ©ation CALQ, Alliance-artiste en arts visuels MAI et DĂ©mART-Mtl CAM. On retrouve ses Ćuvres dans la collection du MusĂ©e des beaux-arts de MontrĂ©al, au MusĂ©e dâart contemporain de TĂ©hĂ©ran et dans plusieurs collections privĂ©es. En 2019, le MusĂ©e des beaux-arts de MontrĂ©al MBAM a sĂ©lectionnĂ© une Ćuvre de Taheri afin de marquer les 20 ans du MusĂ©e en Partage Programme. /p> Le fait de vivre dans une rĂ©gion dĂ©chirĂ©e par des conflits politiques et culturels a galvanisĂ© sa fascination pour lâhistoire. Elle a rĂ©cemment mis en branle un projet portant sur les structures architecturales et leurs rapports avec le pouvoir, la religion et le capital.
Tema: Tanah air Puisi ini menggambarkan keadaan Indonesia sekarang yang semrawut. Yang dikatakan selama ini bahwa Indonesia subur atau kaya ternyata rakyatnya masih menderita, dibalik gedung-gedung tingkat (pejabat) rakyatnya masih dalam keterbelakangan (teknologi,ekonomi,dll). PujiSantosa melalui buku Kritik Hermeneutik Sastra Kenabian menyajikan hasil penelitian kritik hermeneutik genre sastra kenabiaan yang ditulis oleh 35 penyair sastrawan Indonesia, antara lain, Sunan Kalidjaga, Amir Hamzah, Chairil Anwar,Sitor Situmorang, Subagio Sastrowardoyo, Sapardi Djoko Damono, Goenawan Mohamad, Taufiq Ismail, Abdul Hadi W.M., Sutardji Calzom Bachri, Remy Sylado, Emha Padabait pertama, tema yang ditemukan adalah mengenai puisi atau sajak dan kata-kata yang dipakai oleh penyair-penyair pada masa Sutardji menulis puisi "Jembatan" sampai sekarang dalam mengahadapi permasalahan bangsa, " Sedalam-dalam sajak takkan mampu menampung airmata" saya me maknai sepenggal bait ini me n jelaskan bahwa tidak ada kata pada sajak yang bisa menggambarkan air mata Homeâș KARYA SASTRA. Puisi Hilang (Ketemu) Oleh yuliantoedi October 05, 2015 Post a Comment Sutardji Calzoum Bachri batu kehilangan diam jam kehilangan waktu pisau kehilangan tikam mulut kehilangan lagu langit kehilangan jarak tanah kehilangan tunggu santo kehilangan berak Kau kehilangan aku batu kehilangan diam jam kehilangan waktu KumpulanPuisi Terkenal Karya Sutardji Calzoum Bachri. Sutardji Calzoum Bachri yang akrab dipanggil Bung Tardji, lahir di Rengat, Indragiri Hulu, 24 Juni 1941. Beliau adalah pujangga indonesia yan diberi gelar "Presiden penyair Indonesia". dibanding air mata adakah yang lebih mengucap dibanding airmata adakah yang lebih nyata Y8kIY. 93 355 276 414 98 425 248 453 80